Sabtu, Mei 11, 2013

Ekologi


1.      Definisi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Ekologi berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.
2.      Konsep
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis). Perubahan terhadap salah satu komponen akan memengaruhi komponen lainnya. Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan. Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya komponen penyusunnya yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian, ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik dialam. Namun manusia cenderung mengganggu sistem pengendalian alamiah ini. Ekosistem merupakan kumpulan dari bermacam-macam dari alam tersebut, contoh hewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir manusia



1.      Ekologi dalam politik
Ekologi menimbulkan banyak filsafat yang amat kuat dan pergerakan politik – termasuk gerakan konservasikesehatan, lingkungan,dan ekologi yang kita kenal sekarang. Saat semuanya digabungkan dengan gerakan perdamaian dan Enam Asas, disebut gerakan hijau. Umumnya, mengambil kesehatan ekosistem yang pertama pada daftar moral manusia dan prioritas politik, seperti jalan buat mencapai kesehatan manusia dan keharmonisan sosial, dan ekonomi yang lebih baik.
2.      Ekologi dalam kacamata antropologi
Terkadang ekologi dibandingkan dengan antropologi, sebab keduanya menggunakan banyak metode untuk mempelajari satu hal yang kita tak bisa tinggal tanpa itu. Antropologi ialah tentang bagaimana tubuh dan pikiran kita dipengaruhi lingkungan kita, ekologi ialah tentang bagaimana lingkungan kita dipengaruhi tubuh dan pikiran kita.
3.      Beberapa Cabang Ilmu dari Ekologi
Karena sifatnya yang masih sangat luas, maka ekologi mempunyai beberapa cabang ilmu yang lebih fokus, yaitu :
Ekologi Tingkah Laku
Ekologi Komunitas dan Sinekologi
Ekologi Fisiologi
Ekologi Ekosistem
Ekologi Evolusi
Ekologi Global
Ekologi Manusia
Ekologi Populasi
Ekologi Akuatik
Ekologi Api
Ekologi Fungsional
Ekologi Polinasi
Ekologi Hutan
Ekologi Laut
Ekologi Laut Tropis
Ekologi Pangan dan Gizi
Ekologi Hutan Mangrove
Ekologi Kesehatan
Ekologi Antariksa
Ekologi Pedesaan
Ekologi Serangga
Ekologi Habitat
Ekologi Pelestarian
Ekologi Hewan
Ekologi Produksi
Ekologi Purbakala
Ekologi Sosial
Ekologi Radiasi
Ekologi Tumbuhan Penganggu
Ekologi Lanskap
Ekologi Molekuler
Ekologi Robot
Ekologi Industri

Ekologi Industri berbasis cacing; revolusi manajemen sampah
Sampah atau limbah hampir selalu dipandang sebagai beban dalam konsepsi dunia moderen kita.  Oleh karenanya tidak jarang sampah ditangani dengan pendekatan apa adanya atau dibiarkan tanpa manajemen yang tepat.  Sebagai akibatnya kita saksikan tumpukkan sampah di sepanjang sungai-sungai yang melintasi kota-kotra besar, seperti sungai ciliwung, atau kanal-kanal yang ada di tengah dan pinggiran kota di Indonesia sebagai sesuatu hal yang biasa.  Masyarakat dan juga pemerintah seperti melakukan pembiaran sampai saatnya sampah memberikan umpan balik negatif, seperti pencemaran dan banjir.  Jika ada pengangann sampah, penanganannya masih terkesan apa adanya.
Oleh karena itu perlu adanya perubahan paradigmatik yang memandang sampah bukanlah sebagai beban, tetapi ia lebih dipandang sebagai suatu barang produktif yang mampu mengefektifkan dan mensejahterahkan kehidupan masyarakat.  Perubahan paradigmatik ini hanya dapat dicapai jika secara konsepsi kita melakukan perubahan orientasi dari apa yang disebut dengan pembangunan berorientasi ekonomi jangka pendek ke pembangunan yang berorientasi ekologis.  Perubahan paradigmatik ini secara terminologis mempunyai dasar rasionalitasnya.  Ekonomi yang berasal dari kata oikos yang berarti rumah tangga dan nomos yang berarti pengaturan menurut Warwick Fox dalam bukunya Transpersonal Ecology harus diletakkan sebagai subordinat dari kepentingan ekologi yang berasal dari kata oikos=rumah tangga dan logos=ilmu.  Tidak mungkin dapat mengatur rumah tangga, tanpa ilmu tentang rumah tangga itu sendiri.  Kepentingan ekologi harus diletakkan di atas kepentingan ekonomi.
Selanjutnya perubahan paradigmatik itu harus dialirkan ke rana praktis.  Konsep ekologi industri adalah salah satu konsep yang dapat mewujudkan perubahan paradikmatik dari pembangunan yang berorientasi ekonomi jangka pendek ke pembangunan yang berorientasi jangka panjang atau ekonomi yang berekologi.
Ekologi industri                                                                                                   
Ekologi industri adalah suatu ilmu yang berpeluang untuk memberikan solusi dalam masalah-masalah yang ditimbulkan oleh pembangunan yang tidak ekologis.  Ia adalah suatu bidang ilmu yang baru dikembangkan secara ‘tidak sengaja’ dari kawasan industri di kota Kalundborg, Denmark.  Di kawasan industri ini limbah dari suatu pabrik digunakan sebagai bahan produksi untuk unit pabrik yang lainnya.  Sebagai contoh gypsum yang merupakan limbah pembangkit tenaga listrik digunakan oleh BPB Gyproc A/S untuk memproduksi plasterboard.
Pertama, ekologi industri melihat dan menempatkan ekosistem nir-manusia sebagai model dari aktivitas industri.  Mereka berargumen bahwa ekosistem biologis terlalu banyak memberikan kita contoh dalam mendaur-ulang limbah dengan sangat efektif, Kedua, ekologi industri meletakkan aktivitas industri pada konteks ekosistem yang lebih besar yang memberikan dukungan kepadanya, mengkaji sumber dari sumberdaya yang digunakan di kawasan industri dan mengasorbsi atau mendetoksifikasi racun atau limbah untuk dijadikan produk yang berbeda.  Pada prinsip yang kedua ini pengkajian dilakukan untuk menjawab persoalan daya tampung, kelentingan ekologi, apa, bagaimana dan seberapa besar kawasan industri menganggu atau merusak ekosistem yang dapat menyediakan pelayanan terhadap manusia.  Sederhananya, sistem ekonomi dipandang tidak terisolasi dari lingkungan sekitarnya, tetapi justru dihubungkan dengannya.  Oleh karena itu pembangunan dalam konsep ekologi industri bukan saja meminimalisir ‘limbah’, tetapi juga ia tidak memberi ruang adanya dampak negatif yang merusak.
Menajemen sampah berbasis cacing
Cacing adalah hewan tak bertulang belakang dari kelompok oligochaeta yang mampu mendaurulang sampah organik menjadi unsure hara yang sangat cocok sebagai pupuk organik.  Enzim-Enzim yang ada di dalam perut cacing tidak sekedar mampu mendegradasi bahan organik, tetapi dapat memperkaya bahan organik itu dengan berbagai hormon pertumbuhan dan mememcah serta mengikat bahan pencemar seperti logam, pestisida dan limbah minyak seperti poliaromatik hidrokarbon yang terikut dalam bahan organik.  Bersamaan dengan keluarnya feces dari perut cacing, keluar pula berbagai material organik dan beberapa bakteri probiotik yang dapat menyuburkan tanah.  Bahan organic dari perut cacing yang kaya nutrient dan bakteri probiotik juga sangat efektif dalam merediasi limbah cair dan padat (Sinha dkk 2008).  Charles Darwin menyebut cacing sebagai prajurit yang bergerak tanpa suara yang bekerja siang malam di dalam tanah dan mempunyai pengalaman lebih dari 600 juta tahun dalam manajemen tanah.  Oleh karena itu cacing tanah tidak saja menjadi organisme pendaurulang limbah tetapi juga dapat menghasilkan material organik yang sangat berguna dalam memproduksi bahan-bahan pangan.
Di sisi lain cacing tanah juga sudah sangat lama dikenal sebagai obat dari beberapa penyakit, seperti demam, asma, tifus, maag, stroke, dan hipertensi.  Emzim di dalam tubuh cacing yang disebut lumbrokinase telah diteliti oleh ilmuan Jepang dapat menghancurkan gumpalan lemak di dalam pembuluh darah.
Dengan melihat kemampuan cacing tanah dalam mendaurulang limbah, tampaknya ia sangat potensial diintegrasikan dalam konsep ekologi industri untuk misalnya mengatasi sampah perkotaan.  Penggunaan cacing dalam eokologi industri dapat digunakan pada skala kecil seperti pada persampahan di tingkat RT/RW atau skala besar seperti yang ada di TPA (Tempat Pembuangan Sampah Akhir).  Mengingat bahwa cacing tidak menyukai sampah organik yang masih mengandung gas-gas seperti metan dan CO2, maka pengolahan sampah berbasis cacing ini akan lebih baik bila diintegrasikan dengan reaktor biogas untuk menangkap gas-gas pencemar seperti metan menjadi bahan bakar.  Setelah itu hasil sampingan reaktor biogas yang berupa zat padat maupun cair dapat diaplikasikan sebagi sumberdaya yang dapat diperkaya oleh cacing menjadi pupuk organik dengan kandungan unsur hara yang tinggi.
Manajemen sampah yang baik dan efekktif harus dimulai dari hulu pengahsil sampah itu sendiri yaitu pada tingkat rumah tangga.  Di sini, pengolahan sampah pada tingkat RT dan RW memegang peranan penting.  Konsep ekologi industri dapat diterapkan pada skala ini.  Di tingkat RT dan RW dapat disediakan sebidang tanah yang diperuntukkan sebagai lahan ekologi industri berbasis cacing.  Sampah pada tingkat rumah tangga sudah harus dipisahkan antara jenis organik dan non organik.  Sampah non-organik dipisahkan tersediri untuk dikirim ke TPA atau industri pengolah limbah non-organik.  Sedangkan sampah organik dimasukkan ke reaktor biogas.  Gas metan dari reactor biogas dapat digunakan untuk energi di lahan pengolahan sampah. Sisa padatan dari biogas dialirkan ke reaktor pemeliharaan cacing sedangkan sisa cairan dari reaktor biogas dapat digunakan sebagai pupuk organik cair.  Daging cacing dari reactor cacing dapat dikemas menjadi obat sedangkan kascing atau vermicompost dapat dijadikan pupuk di pekarang warga dan taman di kompleks perumahan.
Tentunya tidak mudah menerapkan konsep ekologi industri di tingkat RT atau RW.  Oleh karena itu perlu adanya TPA-TPA yang sudah menerapkan konsep ekologi industri yang berbasis cacing untuk mengelolah sampah yang belum dikelolah pada tingkat RT/RW.  Dalam konsep ekologi industri, di kawasan TPA perlu dibangun paling tidak empat pabrik; pengolah sampah non-organik, reaktor biogas, reaktor cacing dan industri obat berbasis cacing.  Reaktor biogas akan menjadi bagian fital di mana sampah organik yang masih mengandung beberapa gas pencemar seperti metan dan CO2 ditangkap dan digunakan sebagai sumber energi kawasan TPA.  Selanjutnya buangan dari reaktor biogas berupa bahan organik cair dan padat dapat dialirkan ke tempat budidaya cacing.  Setelah itu reaktor cacing akan menghasilkan dua jenis produk yaitu daging cacing dan pupuk organik plus yang dikenal dengan kascing.  Daging cacing bisa langsung disalurkan ke pengolahan cacing sebagai bahan obat, sedangkan kascingnya dapat digunakan sebagai pupuk organik atau bahan remediasi limbah.  Sementara itu sampah non-organik seperti plastik dan material logam dapat didaurulang menjadi bahan pendukung untuk kepentingan reaktor cacing atau bahan-bahan lain yang diperlukan di kawasan ekologi industri berbasis cacing.   Dengan demikian konsep ekologi industri berbasis cacing merupakan cara revolusioner mengubah beban sampah perkotaan menjadi sumberdaya yang dalam prosesnya dapat meminimalisir bahkan mengubah bahan pencemar menjadi bahan produktif

sumber :
http://meptrop.wordpress.com/2011/05/13/ekologi-industri-berbasis-cacing-revolusi-manajemen-sampah/
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi

0 komentar:

Posting Komentar